Sabtu, 29 September 2012

Facebook : Ketika Yang Dekat Menjadi Jauh dan Yang Jauh Menjadi Dekat


Seriring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi semakin men-global. Masyarakat dunia dituntut turut serta dalam perkembangan tersebut. Sebab, jika tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi dan tertinggal, maka bisa dipastikan ia akan tersisihkan. Untuk mengenalkan eksistensi diri pada zaman sekarang, kecanggihan teknologi bisa menjadi solusi pada satu sisi dan pada satu sis yang berlainan menjadi tantangan yang musti dihadapi bukan dengan sikap apriori lantas menghindari. 

Memang segala hal memiliki sisi positif dan negatif, tinggal bagaimana kita menyikapi. Ibarat pisau yang bisa sangat bermanfaat sebagai salah satu alat untuk mengupas kulit buah, namun pisau juga bisa menjadi sesuatu yang sangat berbahaya; untuk membunuh!

Salah satu kemajuan teknologi ditengarai dengan maraknya internet sampai ke pelosok  desa. Masyarakat sudah semakin akrab dengan internet. Salah satu media social yang tersedia di internet dan menjadi  teman akrab masyarakat adalah jejaring social FACEBOOK.

Pada satu kesempatan, penulis terinspirasi oleh ungkapan seorang tutor dalam workshop "Konsep Bela Negara Pesantren Berbasis Dakwah Menggunakan Teknologi Informasi Dalam Rangka Menciptakan Masyarakat Indonesia yang Berakhlakul Karimah dan Berbudi Pekerti yang Baik" di Langitan. Beliau mengatakan, bahwa ada sebagian masyarakat yang dengan teknologi bukannya semakin maju tapi justru semakin keblinger

Jejaring sosial seperti Facebook bagi sebagian masyarakat menjadi sebuah candu. Sudah kadung menjadi candu maka jika tidak ber-Facebook-ria dunia serasa begitu sempit tak ada hal yang menarik. Dari fenomena ini Facebook yang sebenarnya sangat bermanfaat untuk bersilaturrahmi dengan pelbagai kalangan, -apalai dengan teman-teman dekat yang mungkin telah berpisah jauh- justru dalam satu kesempatan menjadi situs jejaring sosial yang mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. 

Ironis memang, terkadang dalam satu majlis ada yang asyik ber-Facebook-ria padahal di sekitarnya banyak teman dekat yang mestinya ia akrabi dengan cuap-cuap atau apalah.

Tulisan sederhana ini bukanlah bertujuan untuk menghentikan penggunaan salah satu jejaring sosial itu, tapi tulisan sederhana ini adalah sebuah refleksi dari penulis yang prihatin. Apa yang dibanggakan dengan adanya kemajuan teknologi jika hubungan sosial di sekitarnya terabaikan. 

Meski yang jauh menjadi dekat tapi apalah gunanya jika yang dekat menjadi jauh? 

Kita adalah insan sosial yang tidak bisa terlepas dari sekitar. Jika tidak menyadari ini, apa bedanya kita hidup di tengah masyarakat dengan hidup di tengah hutan rimba?  



Bagikan ke artikel ini :

0 comments :

Posting Komentar